USAHA LIMBAH KARDUS

Usaha kardus bekas ternyata sangat menjanjikan. Hal inilah yang membuat Mario, memilih usaha kardus bekas sebagai ladang pencariannya. Awalnya, berbagai usaha pernah dilakoni pria ini, seperti membuka toko bangunan, usaha pecah belah, dan usaha akuarium.

‘’Usaha yang kemarin tidak berkembang, jadi mana yang lebih menguntungkan, itu yang dijalani. Kebetulan usaha ini saingannya tidak banyak,’’ tutur Mario, kepada riaubisnis.com, Kamis (7/7/2011) di tempat usahanya Jalan Wortel Mongonsidi, No 8, Pekanbaru.

Selain kardus, Mario juga menerima kertas-kertas bekas, buku-buku yang sudah tidak terpakai, serta tampuk telur. Orang-orang yang menjual kardus dan kertas bekas kepada Mario pun datang dari berbagai kalangan. Mulai dari pemulung, ibu-ibu, pedagang sepatu, pedagang grosiran, hingga swalayan.

Mario mengatakan, bahwa orang-orang yang menjual kardus dan kertas bekas ke tempatnya sudah tak terhitung lagi. Hal ini disebabkan, karena Mario menaruh harga beli yang tinggi kepada mereka. ‘’Jujur, toko ini bersaing. Kami membeli kardus dan kertas lebih tinggi dari pada di toko lain,’’ kata Mario.

Untuk kardus, Mario beli dengan harga Rp 1.500 per kilo, sedangkan untuk kertas Mario membelinya mulai dari Rp 700 hingga Rp 1.750 per kilo. Harga yang ditetapkan Mario memang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena memang sudah peraturan dari pabrik. ‘’Pabrik sudah menetapkan harga, jadi kami juga menetapkan harga sesuai dengan keuntungan yang kami peroleh’’, jelasnya.

Hal itulah yang membuat Agus, salah satu pencari kertas bekas, tertarik untuk menjual kertas di tempat Mario. Ia mengaku dapat menjual kardus dengan harga lebih tinggi di tempat Mario dibanding di tempat lain. ‘’Saya bisa dapat harga yang tinggi kalau menjual kertas di sini, kalau di tempat lain sedikit lebih rendah,’’akunya.

Mengenai pengiriman, Mario mengirim kertas dan kardus bekas ke pabrik yang ada di Medan dan Jakarta. Namun, sebelum dikirim, kata Mario, kertas dan kardus tersebut terlebih dahulu harus di filter dan di press. ‘’Dipisah dulu, mana yang kertas putih, yang agak buram, dan kardus. Setelah itu dipres, dikumpulkan dengan rapi, baru dikirim ke Jakarta dan Medan’’, paparnya.

Namun, dalam pengiriman ini, Mario memiliki target. Ia harus mengirim 10 ton setiap kali kirim. ‘’Biasanya kita kirim dua kali seminggu, sekali kirim biasanya 10 ton, kalau sehari itu dapat 5 ton belum bisa’’.

Omzet dari usaha yang telah dilakoninya selama 5 tahun ini memang tak tanggung-tanggung. Mario bisa mendapatkan Rp 5 juta per hari dari bisnisnya ini. Keramahan dan kejujuran, itulah yang ia terapkan.

‘’Ramah dan harus jujur. Banyak toke-toke yang timbangannya dikurangi, kalau kami tidak. Selain itu, fair-fair saja, kami tidak memaksa harus menjual kardus bekas di sini, kalau mau di sini silakan, kalau tidak juga tidak apa-apa’’, tutur pria 22 tahun ini.