Friday, 28 November 2014

tahun 2014 pas lebaran

 tahun 2009


Tulisan ini dibuat karena ada lomba,,,jadi aku ingat saja memori-memori tentang ibu tapi  cerita akhirnya mengambil dari film visit my mom
Banjarmasin, 28 November 2014
Aku ingat ketika engkau mengobatiku dengan telaten ketika aku sakit apapun bahkan yang terparah ketika adikku melemparkan gunting ke mataku engkau langsung mengayuh sepeda dengan keadaanku yang memegang mata sebelah kananku yang berdarah dan memboncengku dengan cepat sekali menuju kantor ayah lalu langsung ke rumah sakit. Aku lihat wajahmu sangat pucat dan sangat khawatir.
Aku ingat ketika engkau dengan keras kepalamu ingin menyekolahkan aku ke pesantren, engkau bekerja banting tulang demi mewujudkan impianmu itu. Setelah aku lulus dari pesantren engkau tak bisa menghadiri kelulusanku. Engkau kecewa, pedih, meneteskan air mata tetapi aku tahu engkau adalah orang yang paling berbahagia melihat kelulusanku.
Aku ingat waktu kecil engkau merebahkan kepalaku di atas pahamu dan membersihkan telingaku dengan sebuah peniti dan kapas. Engkau merasa heran kenapa anaknya mempunyai banyak kotoran telinga. Engkau menasehatiku untuk menjaga kebersihan badan tapi aku malah keenakan.
Aku ingat ketika engkau dengan semangat menceritakan masa kecilku yang main tentara-tentaraan, dibawa nenek antah berantah, atau buang hajat di lemari. Engkau menceritakan ulahku yang nakal, yang nggak bisa diatur, lucunya aku, dan kejadian yang sebagian saja kuingat.
Aku ingat ketika engkau mengatakan bahwa hal terbaik yang pernah dilakukannya adalah melahirkanku. Hal lain yang aku ingat ketika engkau bilang alasanmu hidup adalah aku dan adik-adikku. Hal itu cukup menyentuhku padahal aku tahu engkau saat itu habis bercerai dengan ayah.
Aku ingat ketika aku memutuskan kuliah engkau mempersiapkan segala keperluanku meskipun saat itu engkau mempunyai sedikit uang. Setiap berangkat dari Grogot ke Banjarmasin engkau tak lupa mencium keningku seraya mendoakan yang baik-baik untukku. Hal itu mebuatku berat untuk meninggalkanmu.
Aku ingat ketika engkau mengungkapkan rasa bahagiamu ketika kuajak jalan-jalan, engkau berkali-kali mengucapkan rasa terima kasih dan aku ingat ketika engkau mengatakan perasaanmu yang bahagia ketika hari ibu tanggal 22 Desember aku menyanyikan 3 lagu tentang ibu, dari suaramu engkau terlihat langsung berubah. Aku tahu saat itu kebahagiaanmu meledak tiada terkira.
Aku ingat betapa engkau menutupi perasaan sakit hatimu dengan berbicara dengan nada baik-baik saja ketika engkau mengetahui adikku hamil dan kabur dari rumah ayah. Saat itu engkau butuh didengarkan segala curahan hatimu yang tersayat berita yang membuat ragamu tak lagi tak kuat menopang beban tapi engkau tetap tegar.
Aku ingat ketika engkau bahagia ketika engkau berfoto dengan tiga anakmu. Engkau bahagia ketika idul fitri datang karena semua anakmu datang berkumpul dan bertemu ibunya.
Aku ingat kapanpun aku susah, engkau selalu menghiburku. Jika aku menangis, engkau menangis lebih dariku. Saat aku sedih, hatinya pun ikut sedih. Itulah seorang Ibu.
Maafkan aku bila dulu aku malu mempunyai ibu yang berdagang baju dan punya warung kecil. Dulu aku mengira bahwa itu pekerjaan hina tapi aku sepenuhnya salah karena tak punya pemikiran sedewasa sekarang, dulu aku cuma dengar apa kata kawan-kawan yang sebenarnya tak perlu didengar. Hatimu saat kukatakan aku malu mempunyai ibu sepertimu seakan-akan berkata “ibu juga akan malu kalau punya ibu seperti ini” engkau pun menyembunyikan tangismu.
Maafkan aku karena tidak menurut perkataanmu, karena membuat engkau kesepian, karena sering mengecewakan engkau, karena menutup telpon lebih dulu, pernah berkata kasar kepada engkau, dan pernah berbohong kepadamu.
Aku rindu dekapanmu engkau, aku rindu saat engkau menggapai tanganku dan menaruh kepipimu, aku rindu saat ibu menyakinkanku bahwa engkau akan melindungiku dan berbuat apa saja untukku.
Ibuku, aku masih terus hidup meski aku telah mengantarmu pergi. Hari-hari telah berlalu dan semakin dekat bertemu denganmu. seharusnya aku cepat menyusulmu dan berbicara denganmu agar engkau tak kesepian. Aku sangat bodoh, aku tak bisa tidur karena khawatir, aku tak bisa bertemu denganmu lagi meski perasaanku sudah mati.
Ibuku, jika engkau mendengar kematianku. Engkau harus mencariku, jangan biarkan aku tersesat. Ibuku, jadilah ibuku lagi di kehidupan mendatang.
Aku menyayangimu, engkau Ibuku.
Iqbal Paris, Tanah Paser, 8 juni 1991, semester 9 Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin. Sekarang tinggal di Jl A.Yani Km 4,5 Manunggal 2 gang 7

2 komentar:

  1. :'( Specless ... aku selalu tahu bahwa kakakku adalah orang baik ... maaf pernah meninggalkan luka dimata pian

    ReplyDelete

Sponsor

Total Pageviews

Find Us On Facebook

My Blog List

Social Networks

category2

Random Posts

Social Share

Search This Blog

Pages

Sponsor

Recent comments

Text Widget

Video of the day

" TULISAN YANG KABUR LEBIH BAIK DARIPADA INGATAN YANG KUAT "

category1

About Me

My photo
perkenalkan namaku iqbal zulkarnain,,,anak pertama dari tiga bersaudara,dua provinsi sudah kujelajahi untuk mencari kebahagiaan dan arti hidup.hal yang kulakukan sekarang adalah menjadi mahasiswa akhir semester 9 di Fakultas Syariah jurusan perbankan syariah kampus IAIN Antasari Banjarmasin.pengalaman ikut organisasi ada kopma,pmii,taekwondo,dan sanggar kereta atau biasa di sebut teater...kurang lebih kedepannya aku mau menceritakan pengalaman hidupku yang mungkin bisa berguna untuk adik-adik di bawahku dan mungkin juga bisa untuk kamu ambil hikmahnya,,,have fun and salam kenal

Followers

Recommended Gadget

Business

Translate

Flickr Images

Find Us On Facebook

Recent Comments

Pages - Menu

Popular Posts

Popular Posts